Free Website Hosting

Materi 1

Struktur Atom
(Bab 2)


A. Partikel Dasar Penyusun Atom


Atom merupakan partikel terkecil dari suatu unsur yang mengambil bagian dalam reaksi kimia. Dimana, atom bersifat netral secara elektrisitas yang tersusun atas inti pusat yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh satu atau lebih elektron yang bermuatan negatif.

Dalam sebuah atom terdiri dari berbagai partikel dasar penyusunnya diantaranya ada proton, elektron, dan neutron. Untuk mengetahuinya lebih lanjut kita simak penjelasan di bawah ini yuk!

Elektron

Partikel dalam atom pertama kali ditemukan oleh fisikawan asal Inggris, J.J Thomson pada tahun 1897. Penemuan elektron berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa, dimana Ia melakukan percobaan dengan sinar katode.

Eksperimen dilakukan Thomson dengan mengamati dua pelat elektrode dalam tabung vakum. Dimana, ketika dua pelat elektrode tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi, dari elektrode negatif (katode) menjalar sinar menuju ke elektrode positif (anode). Maka sinar yang keluar dari katode disebut sinar katode dan tabung vakum disebut tabung sinar katode.

Dari eksperimen ini diperoleh kesimpulan bahwa elektron adalah komponen dasar dari semua atom. Dimana, sinar katode yang dibelokan oleh muatan listrik ke arah kutub positif merupakan partikel yang bermuatan listrik negatif.

(Baca juga: Massa Atom Suatu Unsur)

Elektron (sinar katode) mengalami defleksi ketika medan listrik dan medan magnet diterapkan dan J.J Thomson menggunakan sifat ini untuk menghitung rasio muatan/ massa untuk sebuah electron. Dimana, rumus perbandingan harga muatan negative eletron terhadap massanya, yaitu:

e/m = -1,76 x 108 coulomb/g

keterangan :

e = muatan electron dalam satuan coulomb

m = massa electron dalam satuan gram

Kendati demikian, pada tahun 1909 R.A. Milikan merancang metode yang dikenal sebagai percobaan tetes minyak untuk menentukan muatan pada elektron. Ia menemukan bahwa muatan pada elektron adalah 1,6 × 10–19 C.

Massa elektron (me) ditentukan dengan menggabungkan hasil ini dengan nilai Thomson dari rasio e / me.

Muatan/massa (e / m) = 1,758820X1011 C kg-1

Muatan (e) = 1,6022 X 10-19 C

Massa elektron (m) = 1,6022 X 10-19 = 1,758820X1011

m = 9,1094 X 10–31 kg

Proton

Eugen Goldstein pada tahun 1886 melakukan percobaan dengan menggunakan tabung sinar katode dan menemukan partikel jenis baru dari atom yang disebut sinar terusan atau sinar positif/ sinar anode. Hasil percobaan menunjukan sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif, dimana sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung.

Dalam eksperimennya tersebut, Goldstein menemukan 3 sifat proton yaitu : proton ditemukan ketika hidrogen digunakan di dalam tabung lucutan, dalam hal hidrogen e/m adalah maksimum dan e = 1,622 x 10-19 C dan m = 1,67 x 10-27 kg, proton menanggung muatan positif satu unit dan 1837 kali lebih berat dari pada elektron.

Neutron

Pada tahun 1920, Rutherford mengajukan hipotesis bahwa dalam inti atom harus ada pertikel tidak bermuatan yang massanya hampir menyerupai massa proton. Hipotesisi Rutherford berhasil dibuktikan oleh James Chadwik dengan eksperimen yang dilakukannya yaitu dengan menembaki atom berilium dengan sinar alfa.

Hasil penembakan tersebut terdeteksi partikel tidak bermuatan yang memiliki massa yang hampir sama dengan proton. Oleh karena bersifat netral, partikel tersebut dinamakan neutron dan tergolong partikel dasar karena semua atom mengandung partikel t33ersebut kecuali isotop hydrogen.